Pemerintah Kabupaten Nagekeo dan Ngada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), menolak bantuan babi dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Penolakan ini menyusul temuan babi mati mendadak karena dugaan demam babi Afrika.
Mayoritas babi yang disalurkan melalui Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Denpasar itu disebut-sebut positif terjangkit virus African Swine Fever (ASF).
Adapun daerah yang sudah menerima bantuan babi tersebut adalah Kabupaten Flores Timur, Sikka dan Ende.
Baca juga: Gawat! Sudah 96 Babi Mati Mendadak di Flores |
"Kami di Kabupaten Nagekeo tidak terima bantuan ini karena kondisi yang dihadapi saat ini (babi mati mendadak terjangkit virus ASF)," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo Clementina Dawo usai Zoom Meeting dengan Kepala BPTU-HPT Denpasar Hary Suhada, Jumat (20/1/2023).
Hal yang sama dilakukan Pemerintah Kabupaten Ngada. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ngada Felisitas Killa mengatakan jatah bantuan babi untuk Kabupaten Ngada sebanyak bantuan 25 ekor.
Dengan munculnya kasus babi terjangkit ASF di daerah lain di Flores, Pemkab Ngada memutuskan tidak melanjutkan rencana menerima bantuan babi tersebut.
"Untuk saat ini dengan kasus di Flores yang makin meningkat, kegiatan dimaksud untuk sementara tidak dilanjutkan," kata Felisitas.
Untuk mencegah penularan virus ASF, Pemerintah Kabupaten Ngada dan Nagekeo malarang masuknya babi dan olahannya dari luar daerah.
Simak Video "Berkeliling ke Pasar Babi yang Populer di Singkawang"
[Gambas:Video 20detik]
(BIR/irb)